SINGAPARNA, AYOTASIK.COM - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto mengatakan, pihaknya bersama Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya tengah melakukan pola penanganan humanisme terhadap kasus penusukan akibat perilaku Bullying.
Ato tidak menampik jika, dalam kasus penusukan yang dilakukan remaja berinisial D (15) siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya nekat menusuk temannya sendiri berinisial RH (15) terhadap unsur pidana.
"Memang secara tindak pidananya ada, karena pemicunya anak ini sering dibully. Karena sering terjadi, maka defend atau melakukan perlindungan, maka mengalami kebuntuan dan melakukan penyerangan," ungkap Ato, Jumat 10 Desember 2021.
Baca Juga: Otak Pelaku Pembobol ATM Masih Diburu Tim Resmob, 2 Tersangka Ditembak
Ditambahkan Ato untuk masalah hukumnya, diambil jalan diversi. Artinya yang dikedepankan adalah pendekatan humanisme oleh PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya dan KPAID.
"PPA dan KPAID berkoordinasi meningkatkan kondisi psikis anak dan agar keberlanjutan sekolah anak bisa diteruskan. Dengan pendampingan psikologis, tokoh pendidikan dan keagamaan," papar Ato.
Pelaku anak dibawah umur DI (14) mengaku sampai melakukan tindakan pidana, karena kesal dari sejak SD suka di bully baik ke fisik dan bicara kasar.
"Iya bicaranya tidak sopan, iya anak nya seumuran, tapi beda sekolah, saya kelas tiga SMP, menyesal pak" tutur DI.
Dikutif dari suara, perilaku bullying akan menimbulkan dampak tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi pelaku bullying itu sendiri.
Artikel Terkait
Jokowi Perintahkan Aparat Usut Tuntas Penusukan Wiranto
Penusukan Wiranto Bisa Picu Kondisi Ekonomi
Buntut Penusukan Wiranto, Pengamanan Pejabat Negara di Jabar Dimaksimalkan
Anak Korban Bully Idap Miningitis
Calon Kepala Daerah Buat Keramaian Pantas Dapat Bully
Pelaku Penusukan Dianggap Gila, Begini Respons Syekh Ali Jaber
Deddy Corbuzier Komentari Video Penusukan Syekh Ali Jaber